Powered By Blogger

Thursday, 10 March 2011

Perilaku Bangsawan Bugis

Perilaku Bangsawan Bugis: atara Pengkhianatan Budaya dan Haus Kekuasaan

Masih sangat jelas dalam ingatan kita tentang pernyataan seorang anak bangsawan bugis yang bernama Andi Alfian Mallarangeng pada saat kampanye presiden di Makassar baru2 ini. Pada kampanye tersebut Alfian melontarkan pernyataan didepan kader2 partai yang saya kutip seperti ini “Belum saatnya orang sul-sel memimpin Negara ini 5 tahun ke depan” …….what? Bangsa ini tersentak, seorang yang terlahir dari suku bugis dan kini menjadi seorang intelektual muda kader dari partai demokrat  mengatakan hal itu dengan bangganya di depan warga Sulawesi-Selatan. Apa yang kau cari…….. hai anak bangsawan bugis? Bukankah kau adalah seorang bangsawan bugis yang tahu dan mengerti betul dengan budaya kampung halamanmu sendiri? Apakah kau sudah berpaling dari nilai nilai yang ada dalam budayamu sendiri? Masihkau kau tau bahwa Bugis-Makassar itu sangat menjunjung tinggi budaya SIRI’ ?
Mari kita lihat apa yang dimaksud budaya SIRI’ bagi masyarakat Sul-Sel. Bagi orang Bugis Makasar inti atau jiwa kebudayaan tersebut adalah siri’. Oleh karena itu, orang Bugis Makasar memiliki apa yang disebut sebagai budaya siri’. Siri’ di dalam budaya Bugis Makassar ini dapat diidentikkan dengan rasa malu dan harga diri yang mendalam. Situasi siri’ muncul pada saat seseorang merasa bahwa kedudukannya dalam masyarakat atau rasa harga diri dan kehormatannya telah dicemarkan pihak lain. Sekali seseorang dibuat siri’ atau dipermalukan maka ia dituntut oleh masyarakat untuk mengambil langkah menebus dirinya dengan menyingkirkan penyebab malu yang tidak adil itu. Dengan demikian, ia telah memulihkan siri’nya (harga dirinya) di matanya sendiri dan di mata masyarakat.
Kuatnya kedudukan siri’ dalam eksistensi orang Bugis Makassar dapat dilihat dari adanya wasiat turun temurun yang disebut pasang bahwa siri’ emmi ri onroang ri lino, hanya untuk siri’ itu sajalah kita hidup di dunia. Dalam ungkapan ini, terkandung arti siri’ sebagai hal yang memberi identitas sosial dan martabat kepada seseorang. Hanya kalau ada martabat atau harga diri, maka itulah hidup yang ada artinya. Siri’ mendorong pendukungnya untuk berprestasi dalam segala bidang baik secara individual maupun kolektif. Siri’ pulalah yang mendorong mereka untuk berkorban termasuk dengan nyawa sekalipun untuk mempertahankannya. Tidak jarang terjadi tindakan pembunuhan karena alasan mempertahankan siri’ tersebut, baik dalam kaitannya dengan diri pelaku sendiri maupun keluarga atau kelompoknya.
Pernyataan saudara Alfian cukup merendahkan masyarakat sul-sel, merendahkan dirinya sendiri dan keluarganya apalagi saudara Alfian adalah turunan Bangsawan yang seharusnya memberi tauladan bagi masyarakat sul-sel sendiri. Dalam budaya SIRI’ penyebab yang menimbulkan rasa malu atau siri’ tersebut haruslah disingkirkan, lebih ekstrim lagi nyawa taruhannya.
Menyangkut masalah saudara Alfian mau mendukung siapa itu hak saudara, mau meraih target kekuasaan tertentu itu juga hak saudara anda mau jadi presidenpun itu hak saudara yang patut kita hormati. Tapi, tolonglah gunakan cara yang santun. Hormatilah diri anda sendiri, keluarga anda, budaya anda, daerah asal anda saudaraku….hidup ini hanyalah sementara, anda haus akan kekuasaan itu pilihan anda….tapi jangan sekali kali menyakiti dan menghianati saudara anda sendiri, budaya anda sendiri demi nafsu kekuasaan anda saudaraku…….!!!

No comments:

Post a Comment