Srikandi Bugis yang Hijrah
Sujud menyembah kepada Allah Sang Pencipta yang mewujudkan segalanya. Saya memeluk agama Islam dengan erat. Saya junjung di atas kepala. Kuusung ke puncak langit mahligai emas cahaya kebesaran Ilahi. Bersalawat kepada yang Mulia Rasulullah Muhamad SAW sekeluarga dan sahabatnya.
Ada tiga kekuatan gaib terpancang kukuh di dalam diriku membuat ingatan dan kesetiaan hatiku TEA LARA (Tak mau Lemngser) kepada Pesona Tanah Bugis yang tercinta :
1. Darah dagingku adalah tetesan darah laskar, abdi, patriot, pembela Tanah Bugis yang keramat dalam kebesaran dan kemuliaan Allah.
2. Aku adalah hamba-MU ya Allah. Engkau takdirkan lahir di Tana Bugis yang keramat, bangkit berdiri, hidup rela berkorban, mati, memikul susah senangnya Tana Bugis Tercinta.
3. Atas kehendak-MU ya Allah, aku hijrah bermukim dan menetap mengabadi di negeri orang. Meniti pada limpahan rahmat kasih sayang-MU ya Allah, kami bagaikan berkalung emas, karena berpucuk harapan kehendak-MU yang berlaku dan itulah yang menjadi kenyataan. Namun pesona Tana Bugis tercinta sukar lengser dalam hati dan ingatan.
Bergetar hati berdebar jantung menggelegar di dada. Berdiri merinding menangis bulu roma mengucurkan keringat, merintih ke sum-sum tulang menggerakkan otot daging mengungkit tenaga perkasa bekerja tanpa pamrih dan ikhlas yang menyadari keberadaan diri sebagai Bangsa Bugis yang ikhlas mengabdi di bumi Wanua Lain. Tidak angkuh, tidak sombong, sopan dan santun, terhormat, terpuji tidak memandang enteng sesama hamba Allah, seperti padi congkak tak berisi. Kecuali hanya merasa adanya getaran suara Ilahi membisisk dalam hati nurani nan suci. Walaupun wujud dan jasad ini ada di negeri Lipu Tenrita, namun Aura jiwaku terpancang kukuh di Tana Sumange Tana Bugis. Keabadian Aura Semangat Leluhurku takkan sirna sejengkalpun.
By.Gita
No comments:
Post a Comment